Selama satu bulan, utang negara mengalami penurunan sekitar Rp400 miliar dari akhir Mei 2013 sebesar Rp2.036,54 triliun menjadi Rp2.036,14 triliun pada akhir Juni 2013.
Penurunan tersebut memang cukup signifikan, namun jika dibandingkan dengan tahun 2012 utang tersebut mengalami kenaikan Rp96,04 triliun dari posisi pada 2012 sebesar Rp1.361,10 triliun. Sehingga untuk menghapuskan seluruh utang Indonesia masih akan cukup sulit.
Macro Economic Specialist EC-Think Telisa Aulia Falianty mengatakan, jika utang Indonesia saat ini sebesar Rp2.036,14 triliun dibebankan pada semua penduduk Indonesia yang saat ini yang diestimasikan sekira 250 juta, maka beban yang ditanggung setiap orang cukup besar yakni sekitar Rp7 jutaan.
"Dengan utang luar negeri kita sebesar Rp2 ribuan triliun dibagikan dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 juta maka akan menanggung beban utang Rp7 jutaan per orang," papar Telisa kepada Okezone di Jakarta.
Telisa mengatakan, pemerintah tidak boleh membiarkan utang Indonesia semakin besar. Pasalnya, jika terus dibiarkan demikian maka generasi Indonesia selanjutnya harus dibebankan pajak yang sangat besar untuk mampu menutupi utang tersebut.
"Jika utang terus dibiarkan begini maka akan membebani anak cucu kita berikutnya. untuk menutupi utang, mereka harus membayar pajak yang lebih besar. Itu jangan sampai itu terjadi," pungkasnya.
Oleh karena itu menurutnya, pemerintah harus mampu menjaga perekonomian Indonesia agar nilai Rupiah lebih baik sehingga kemampuan membayar utang juga bisa ditingkatkan.
"Dengan Rupiah melemah kan kemampuan bayar utang semakin kecil. Kita harus lebih berhati-hati menjaga ekonomi kita. Memang sih pelemahan Rupiah juga diakibatkan situasi global memang kurang kondusif," tuturnya.
Selain itu, menurut Felisa, untuk dapat mengendalikan utang yang semakin membengkak pemerintah harus mampu mengalokasikan utang ke hal-hal yang lebih produktif.
"Utang harus dikelola secara produktif, jangan sampai bocor. Sudah ngutang masa masih bocor," ujarnya.
Dia menambahkan, pemerintah juga harus mampu menjaga ekspor dan menekan impor untuk mencegah defisit perdagangan. Sebab jika ekspor menurun dan impor meningkat maka rasio terhadap PDB akan semakin rendah.
Lebih lanjut, Felisa menilai bahwa kemampuan Indonesia untuk bayar utang masih cukup aman, sebab rasio utang terhadap PDB masih cukup baik yakni 24,7 persen. "Jika rasio utang terhadap PDB tetap rendah maka tidak akan menjadi masalah," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar apa saja yang penting sopan dan saling menghargai. Salam kenal :)
Semoga materi blog ini bermanfaat ;)